Senin, 13 Juni 2011

Antara Islam dan Kristen Part 10

MALAM YANG KE ENAM
KITAB AL QUR’AN DAN KITAB BIJBEL

K : Pembicaraan kita yang berkenaan dengan dosa waris, saya rasa telah cukup.

Y : Sudah cukup jelas uraian Bapak pada pertemuan yang terdahulu. Dan saya telah mencocokkan ayat – ayat Al Qur’an yang disebutkan Bapak kemarin malam itu dengan kitab terjemaah Al Qur’an bahasa Indonesia kepunyaan saya, semuanya cocok baik tentang surat – suratnya maupun ayat – ayatnya. Semua yang Bapak sebutkan cocok dan tepat serta kami pkir – pikir di rumah tentang ayat Bijbel dan Al Qur’an yang Bapak tunjukkan ayat – ayatnya ternyata dosa waris dan over pahala dan over dosa itu tidak mungkin ada malah tidak masuk akal.

K : Syukur kalau saudara telah mengakuinya, sekarang kita bicarakan soal – soal lainnya, dan saya serahkan kepada saudara saja mengenai acaranya. Terserah saudara soal yang akan diajukan.

Y : Baiklah kami mulai ; kami pernah membaca ayat – ayat Al Qur’an yang tampaknya pada kami ada juga perselisihan antara satu ayat dengan ayat lainnya, sehingga menimbulkan ke-ragu – rguan ; apakah mungkin Nabu Muhammad sendiri keliru menyampaikan wahyu dari Allah.. Kalau betul beliau seorang Nabi, tentu tidak mungkin beliau salah menerimanya atau menyampaikannya, ataukah memang ayat – ayat Al Qur’annya yang berselisihan.

K : Baiklah Saudara terangkan saja ayat – ayat Al Qur’an yang saudara maksudkan itu.

Y : Kami telah baca ayat – ayat Al Qur’an mengenai asal kejadian manusia dalam kitab terjemahan Al Qur’an Bahsa Indonesia dalam sebuah surat yang nampaknya antara satu ayat dengan ayat yang lain ada berselisihan sehingga timbul dalam pikiran bukan Bijbel saja yang berselisih ayat – ayatnya, tetapi kitab Al Qur’an demikian juga.

K : Silahkan saudara sebutkan ayat – ayat Al Qur’an yang akan ditanyakan : Insyaallah yang diragukan oleh saudara itu akan hapus.

Y : Baiklah. Saya mencatat ayat – ayatnya. Saya akan baca.
1). Di kitab Al Qur’an surat Al Rahman ayat 14 menyebutkan, bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang dibakar.

2). Di surat Al Hijr ayat 28 menyebutkan :
Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat ; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari “Tanah kering” dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa).

3). Di surat As Sajadah ayat 7 menyebutkan : “Dan Tuhan menciptakan manusia dari tanah”.

4). Di Surat As Safaat ayat 11 menyebutkan : “Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari tanah liat”.

5). Di surat Ali Imran ayat 58 menyebutkan lagi :
“Dia (Allah) menciptakan manusia daripada tanah”.

Lima ayat yang saya sebutkan ini antara satu ayat dengan ayat – ayat yang lain terdapat perselisihan. Cobalah kita teliti. Di ayat ke tiga menyebutkan dari “Tanah” di ayat ke empat menyebutkan daripada “Tanah liat” . Di ayat kelima menyebutkan daripada “Tanag”. Bukanlah ayat – ayat Al Qur’an nyata – nyata berselisih antara yang satu dengan yang lain?.

K : Ya, nampaknya memang demikian. Saya tidak akan mengecewakan Saudara. Teruskan pertanyaan Saudara.
Y : Kami ingin bertanya ; yang manakah yang benar tentang asal kejadian manusia itu. Apakah dari tanah yang dibakar, apakah dari tanah kering dan lumpur, atau dari pada tanah biasa, atau dari tanah liatkah ? Jadi menurut pendapat saya, ayat – ayat Al Qur’an terdapat perselisihan antara satu ayat dengan yang lain. Bukan ayat – ayat Injil atau Bijbel saja yang terdapat perselisihan. Kiranya Bapak bisa menerangkan dengan jelas dan tepat.

K : Baiklah, saya akan terangkan :
Di kitab Al Qur’an ada menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian. Agar diketahui juga oleh Saudara – saudara yang hadir disini, saya sebutkan susunan ayat – ayatnya satu demi satu, sebagaimana yang saudara bacakan artinya tadi.

Pertama : Di surat Ar Rahman ayat 14;
Artinya :
“Dia (Dia) menjadikan manusia seperti tembikar, (tanah yang dibakar).
Yang dimaksudkan dengan kata “Shal-shal” di ayat ini ialah : Tanah kering atau “setengah kering”, yakni “zat pembakar” (Oksigen)”.

Kedua :
Di ayat itu disebutkan juga kata “Fachchar”, yang maksudnya ialah “Zat arang” (Carbonium).

Ketiga : Di surat Al Hijir , ayat 28
Artinya :
Dan ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada Malaikat : “Sesungguhnya Aku (Allah) hendak membuat seorang manusia (Adam) dari pada tanah kering dan lumpur hitam “ yang “berbentuk” (berupa)”.

Di ayat ini tersebut juga “shal-shal, telah saya terangkan, sedangkan kata “hamaa-in” di ayat tersebut ialah “Zat lemas” (Netrogenium).

Keempat : Disurat As Sajadah ayat 7 :
Artinya :
“Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada “Tanah”. Yang dimaksud dengan kata “thien” (tanah) di ayat ini ialah “Atoom zat air” (Hydrogenium).

Kelima : Di surat As Shafaat ayat 11.
Artinya :
“Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia dari pada “Tanah liat”. Yang dimaksud dengan kata “Lazib” (tanah liat) di ayat ini ialah “Zat besi (Ferrum)”.

Keenam : Di surat Ali Imran ayat 58 :
Artinya :
“Dia (Allah) menjadikan Adam dari pada “tanah” kemudian Allah berfirman kepadanya “Jadilah engkau, lalu berbentuk manusia”.

Yang dimaksud dengan kata “Turab (tanah)” di ayat ini ialah : “Unsur – unsure zat asli” yang terdapat di dalam tanah, yang dinamai “ zat – zat anorganis”.

Ketujuh : Di surat Al Hijir ayat 29 :
Artinya :
“Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu kutiupkan ruh – ku kepadanya (ruh dari padaku).

Ketujuh ayat Al Qur’an yang say abaca ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam tentang kata : “Turab” (tanah) ialah zat – zat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamai “Zat” Anorganis”. Zat anorganis itu baru terjadi setelah melalui proses pernyawaan antara “Fachchar” yakni : carbonium, (Zat arang), dengan “shal-shal” yakni Oxygenium (Zat pembakar) dan “Hamma-in” ialah “Nitogenium” (Zat lemas) dan “Thien” yakni : Hydrogenium (zat air).

Jelasnya adalah persenyawaan antara:
1). Fachchar (carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14.

2). Shalshal (Oxygenium = zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14.

3). Hamma-in (Nitrogenium = zat lemas) dalam surat Al Hijir ayat 28.

4). Thein (Hydrogenium = zat air) dalam surat As Sajadah, ayat 7.

Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum), Yodium, Kalium, Silicium dan Mangaan, yang disebut “Laazib” (zat –zat anorganis) dalam surat As-Shaffaat ayat 17. Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai ‘Protein”. Inilah yang disebut “Thurab” (zat – zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 58. Salah satu diantara zat – zat anorganis yang terpandang penting ialah “Zat kalium”, yang banyak terdapat di dalam jaringan tubuh, teristimewa di dalam otot – otot.
Zat kalium itu dipandang terpenting oleh karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukkan badan halus.
Dengan berlangsungnya “Proteinisasi”, menjelmakan “proses pergantian” yang disebut “Substitusi”.
Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron – electron sinar cosmis yang mewujudkan “sebab ujud” (Causa Formatis)”.
Adapun sinar Cosmis itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat – sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah Sinar Cosmis dapat meujutkan pembentukkan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (Jasmaniah), yang terdiri dari bahan, kepala, tangan, mata, telinga, hidung dan seterusnya.
Sampai disinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa tentang pembentukkan tubuh kasar (Jasmaniah, jasmani manusia/Adam).
Sedangkan tentang rokhani (Abstract werenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rukhaniah pula, yang sangat erat hubungannya dengan ilmu “Metaphissica”.

Cukup jelas tentang ayat – ayat Al Qur’an yang Saudara sangka berselisih antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam hal kejadian manusia (Adam) pada hakekatnya bukannya berselisih, melainkan menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya (invisible) sampai berwujud manusia. Apakah belum jelas penafsiran ayat – ayat Al Qur’an yang saya sampaikan pada Saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses kejadian tubuh rokhani manusia dari segi ilmu Metaphisca.

Y : Sangat jelas, malah betul – betul ilmiah dan saya tidak mengira sama sekali bahwa ayat – ayat Al Qur’an itu mengandung ilmu pengetahuan yang tinggi. Mengenai kesanggupan Bapak yang akan menerangkan atau menguraikan proses asal kejadian tubuh rokhani manusia itu, betul – betul sangat menarik. Tetapi saya mohon diberi waktu yang khusus.

K : Baiklah sekarang kita lanjutkan : Tentunya saudara pernah membaca biographi Nabi Muhammad. Beliau tidak tahu tulis baca, tidak pernah belajar ilmu kepada siapapun, tidak pernah berguru dan belum pernah sama sekali bergaul dengan orang pandai.

Y : Ya, saya pernah membaca biographi Nabi Muhammad.
Nah, kalau Nabi Muhammad seorang yang buta huruf, tidak pernah belajar ilmu, maka dari siapakah atau dari manakah beliau mengetahui tentang kejadian manusia secara ilmiah yang pada zaman ini dibenarkan oleh ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad s.a.w. menerangkan tentang asal kejadian manusia dari segi ilmu urai (anatomi), ilmu kimia, ilmu hayat (Biologi), dan dari segi ilmu Alam sampai kepada soal rokhaniahnya.

K : Maka dari manakah beliau belajar ilmu Urai, kepada siapakah beliau belajar ilmu Kimia, Ilmu hayat, Ilmu alam dan soal – soal kerokhanian, kalau bukan wahyu dari Allah SWT. Dan tidak mungkin beliau menerima wahyu dari Allah sekiranya beliau itu bukan seorang Nabi dan Rasul.

Y : Tetapi ada juga orang yang tidak pernah belajar dan bersekolah, buta huruf, tetapi menjadi orang – orang besar.

K : Coba saudara sebutkan nama – nama orang yang tidak pernah belajar (buta huruf), lalu mengaku jadi Nabi dan menerima wahyu, dan berhasil membentuk suatu masyarakat dan Negara yang mengagumkam para ahli sejarah dan mempunyai pengikut beratus juta manusia setiap masa dan zaman. Sebutkan nama orang yang Saudara maksudkan itu.

Y : Ya, tidak ada.

K : Memang tidak ada ; Baiklah saya tanyakan, kalau Saudara berpegang dengan keterangan Saudara bahwa Nabi Muhammad itu bukan Nabi dan Rasul, karena ada juga orang yang buta huruf menjadi orang besar, maka kalau Yesus itu anak Tuhan, karena dapat menyembuhkan penyakit kusta, menghidupkan orang mati, dilahirkan tanpa ayah dan dipenuhi juga dengan Ruhul Kudus, maka selain Yesus terdapat juga orang lahir tanpa bapak, dapat menyembuhkan panyakit kusta, menghidupkan orang mati sebagaimana tersebut dalam kitab Injil. Kisah perbuatan Rasul – Rasul pasal 6 ayat 5 pasl 5 ayat 32 ; Kitab Raja – taja kedua. Raja – Raja kedua pasal 5 ayat 10 mengapa mereka itu tidak dianggap Tuhan juga, mengapa kepada Nabi Muhammad Saudara berkeberatan untuk mengakui beliau seorang Nabi dan Rasul sedangkan kepada Yesus Saudara tidak berkeberatan mengakuinya sebagai Tuhan, padahal kewajiban – kewajiban yang dilakukan oleh Yesus, orang lain dapat juga melakukannya.

Y : Baiklah, kalau begitu.

K : Baik yang bagaimana yang Saudara maksudkan?

Y : Keterangan bapak adalah baik dan memuaskan saya dan saya minta diberi waktu untuk menentukan keputusan saya sampai besok malam atau malam pertemuan berikutnya.

K : Baiklah saya serahkan sepenuhnya atas pertimbangan Saudara, Kami tidak berhak memaksa Saudara, atau mempengaruhi Saudara. Kita hanya bermusyawarah dan bersoal jawab tentang hasilnya terserah atas pertimbangan masing – masing.

Y : Baiklah kita lanjutkan besok malam.

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar

 

Site Info

Blog ini akan terus di update tiap hari, jangan lupa terus berkunjung untuk mendapatkan update nya...thanks

Smile

Welcome to my blog

AntaraIslamdanKristen Copyright © 2009 Template is Designed by Pengelana Agama Special for My BrotherYohanes Adi Susilo