Jumat, 14 Januari 2011

Antara Islam dan Kristen Part 4

Y : Baik. Didalam pasal ini disebutkan bahwa : “Aku didalam mereka itu, dan engkau didalam Aku : supaya mereka itu sempurna didalam persekutuan”.
K : Perhatikan di ayat ini ada tersusun kata “Aku didalam mereka”. Kata “mereka” di ayat ini ialah sahabat  Yesus. Sedang yang dimaksudkan “dengan Aku” ialah Tuhan. Jadi kata ”Aku” beserta mereka artinya Tuhan beserta sahabat-sahabat Yesus. Kalau saudara percaya hal kesatuan Yesus dengan Bapa, maka Saudarapun harus percaya tentang kesatuan Bapa itu dengan sekalian sahabat Yesus yang 12 orang jumlahnya. Jadi bukan Yesus dan Rokh Suci saja yang menjadi satu dengan Tuhan, melainkan harus ditambah 12 orang lagi. Ini namanya persatuan Tuhan atau Tuhan Persatuan. Bukan hanya Tri Tunggal tetapi 15 Tunggal. Jadi berdasarkan perselisihan ayat tersebut yang manakah yang benar ? Tiga menjadi tunggalkah atau 15 menjadi Tunggal. Ayat manakah yang akan saudara yakinkan ?

Y : Tunggu dulu Pak, ini agak membingungkan saya.

K : Tentu akan lebih membingungkan Saudara kalau saya tunjukkan ayat yang lain. Silahkan periksa “Yahya” pasal 17 ayat 3.

Y : Baik. Di sini menyebutkan : “Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal Engkau, Allah Yang Esa, dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu”.

K : Di ayat ini menyebutkan Tuhan adalah Esa. Dalam kamus bahasa Indonesia oleh E. St. Harahap, cetakan ke II disebutkan bahwa Esa itu berarti satu, pertama (tunggal), dan di ayat ini juga disebutkan bahwa Yesus Kristus adalah Pesuruh Allah (Utusan Rasul). Kalau demikian, manakah yang benar ? Bijbel yang diakui Kitab Suci oleh Saudara, tetapi isinya bertentangan dengan Yesus menjadi satu, dilain ayat “lima belas menjadi satu” dan yang lain lagi Tuhan itu Tunggal, sedangkan di ayat itu pula menyebutkan bahwa Yesus itu Pesuruh Allah, bukan Tuhan. Menurut Pengakuan Saudara suatu Kitab Suci yang kandungan ayat-ayatnya berselisihan antara satu dengan yang lain tentu sulit sekali dipercaya kesuciannya, karena yang disebut suci itu bersih dari kekeliruan dan perselisihan.

Y : Masih adakah ayat yang menyebutkan demikian ?

K : Ayat yang bagaimana yang Saudara maksudkan ?
Y : Ayat yang menyebutkan bahwa Tuhan itu Esa (Tunggal), bukan tiga mnejadi satu.

K : Silahkan buka di “Ulangan” pasal 4 ayat 35.

Y : Baik. Di pasal dan ayat ini menyebutkan : “Maka kepada-Mulah ia itu ditunjuk, supaya diketahui oleh –Mu bahwa Tuhan itulah Allah, dan kecuali Tuhan yang Esa tiadalah yang lain lagi”.

K : Jelas di dalam Bijbel sendiri menerangkan bahwa Tuhan itu Esa, Tunggal.

Y : Tetapi itu dalam Kitab Perjanjian Lama. Apakah terdapat juga di Perjanjian Baru ?

K : Saudara minta di Perjanjian Baru. Baiklah. Silahkan Saudara buka “Markus” pasal 12 ayat 29.

Y : Baik. Di pasal dan ayat tersebut menyebutkan : “Maka jawab Yesus kepadanya, Hukum yang terutama ialah : Dengarlah olehmu hai Israel, adapun Allah Tuhan kita, ialah Tuhan yang Esa”.

K : Periksa lagi di Perjanjian Lama di “Ulangan” pasal 6 ayat 4.


Y : Baik. Di sini disebutkan : “Dengarlah olehmu hai Israel, sesungguhnya Hua Allah Kita, Hua itu Esa adanya”.

K : Apakah belum jelas bahwa Bijbel sendiri yang menjadi Kitab Sucinya orang Kristen menyebutkan seterang-terangnya bahwa Tuhan itu Tunggal, bukan Tiga menjadi Satu ataupun Satu menjadi Tiga. Taruh kata di Bijbel ada ayat yang menyebutkan Tuhan itu tiga menjadi satu, saya ingin bertanya yang manakah diantara kedua ayat itu yang benar ? Yang Tunggalkah atau yang Tiga menjadi Tunggal ? Jadi salah satu dari kedua ayat itu pasti ada yang benar. Karena sudah jelas dua ayat itu berbeda. Kalau salah satu atau dua-duanya salah, maka kandungan Kitab Suci itu ada yang salah ; Jadi bukan Kitab Suci namanya.

Y : Betul. Salah satu salah atau kedua-duanya salah.

K : Kalau demikian apakah dapat diyakinkan kebenaran suatu Kitab Suci, kalau Kitab Suci itu mengandung kesalahan atau tidak benar isinya.

Y : Ya, yang disebut kitab suci itu harus bersih dari kesalaha-kesalahan, kalau tidak demikian maka batallah kesucian Kitab itu.

K : Menurut kepercayaan Saudara apakah Yesus bersatu dengan Allah ?

Y : Ya, demikian.

K : Kalau demikian, tentu Yesus selalu bersama Allah dan Allah selalu bersama Yesus.

Y : Betul demikian. Sebagaimana tersebut di dalam “Yahya” 10, 30, yang bunyinya sebagai berikut : “Aku dan Bapa itu satu adanya”. Demikian juga Rokh Suci. Sebab Rokh Suci itu menjadi satu dengan Yesus berumur 30 tahun turun Rokh Suci kepadanya dan dibabtiskan oleh pembabtis yaitu Yahya. Jadi, jelas bahwa Yesus, Rokh Suci dan Tuhan adalah Tunggal.

K : Kalau begitu silahkan buka “Matius” pasal 27 ayat 46.

Y : Baik. Di pasal dan ayat tersebut menyebutkan : “Eli, Eli, lama sabaktani; artinya : Ya Tuhan, apakah sebabnya engkau meninggalkan aku ? ”.

K : Berdasarkan seruan Yesus di ayat itu, jelas bahwa Yesus tidak bersatu dengan Tuhan, yakni Tuhan meninggalkan Yesus, waktu ia disalibkan. Mestinya kalau Tuhan menjadi satu dengan Yesus, di saat itu lah saat yang tepat untuk menolong Yesus, tetapi kenyataannya Tuhan tidak bersatu dengan Yesus sehingga Yesus sendiri minta tolong.

Y : Tetapi Yesus itu memang untuk di salib guna untuk menebus dosa manusia.

K : Kalau hidupnya Yesus memang untuk di salib, mengapa Yesus tidak bersedia dan menolak untuk di salib ? Buktinya ia berseru dengan suara nyaring minta tolong pada Tuhan agar ia terlepas dari disalibkan. Dengan kata lain Yesus tidak bersedia selaku penebus dosa.

Y : Betul. Saya lantas tidak mengerti mengapa ayat-ayat Bijbel itu ada yang simpang siur.

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar

 

Site Info

Blog ini akan terus di update tiap hari, jangan lupa terus berkunjung untuk mendapatkan update nya...thanks

Smile

Welcome to my blog

AntaraIslamdanKristen Copyright © 2009 Template is Designed by Pengelana Agama Special for My BrotherYohanes Adi Susilo