K : Sejak kapankah saudara beragama kristen?
Y : Sejak saya di lahirkan
K : Apakah saudara benar-benar mempelajari bahwa agama kristen itu suatu agama yang paling benar?
Y : Ya saya menyadari
K : Apakah anda berkeyakinan bahwa kitab Injil itu suci?
Y : Ya, yakin sekali
K :Apakah anda berkeyakinan bahwa Kitab Injil itu suci ?
Y : Ya, yakin sekali.
K : Dari siapakah pengertian Saudara bahwa Bijbel itu dari Tuhan Yang Maha Suci ?
Y : Guru saya menerengkan bahwa Bijbel itu adalah Kitab Suci berisi pengajaran Tuhan Yesus, yang dicatat oleh Rasul-Rasul Matius, Lukas, Johannes dan Rasul Markus.
K : Apakah yang dimaksud suci pada Bijbel itu mempunyai arti bahwa Bijbel bersih daripada kesalahan-kesalahan.
Y : Betul demikian. Tetapi kesalahan yang bagaimana yang Bapak maksudkan ?
K : Misalnya : Pada suatu saat ada orang mengabarkan pada saudara Si A sakit, sedangkan orang lain memberitahukan bahwa saat itu si A tidak sakit. Kedua berita itu apakah benar semuanya atau salah semuanya, atau salah satunya yang benar ?
Y : Diantara kedua itu tentu salah satu yang benar, atau keduanya salah dan mustahil kedua-duanya benar.
K : Satu misal lain : Ada orang berkata Si A mempunyai tiga orang anak dan seorang lain mengatakan Si A mempunyai sepuluh orang anak. Apakah dua perkataan itu benar semuanya atau salah satu saja yang benar ?
Y : Tidak mungkin benar semuanya, melainkan salah satunya yang benar atau salah semuanya.
K : Kalau saya mengatakan benar semuanya. Bagaimana pendapat Saudara ?
Y : Itu adalah mustahil, karena ternyata ada perselisihan diantara keduanya.
K : Andaikata ada kitab suci, akan tetapi ayat-ayat di dalamnya di antara yang satu dengan yang lain terdapat berselisihan, apakah kitab itu akan dinamakan Kitab Suci ?
Y : Tentu bukan Kitab suci, karena dinamakan yang Kitab Suci itu adalah Ilham ( Wahyu ) dari Tuhan. Yang mustahil terdapat kesalahan atau perselisihan.
K :Jadi kalau begitu bukan kitab suci lagi?
Y : Betul, kesucian nya telah batal
K : Kalau demikian, tentu isinya tidak dapat dipercaya, kesucian nya atau kebenaran nya, karena diantara ayat-ayatnya terdapat perselisihan.
Y : Yang jelas diantara ayat-ayatnya pasti bukan dari Tuhan atau sudah di campur aduk kan dengan karangan manusia karena kesucian nya ternoda, ringkasnya sudah tidak suci lagi.
K :Jadi kalau begitu bukan kitab suci lagi?
Y : Betul, kesucian nya telah batal
K : Kalau demikian, tentu isinya tidak dapat dipercaya, kesucian nya atau kebenaran nya, karena diantara ayat-ayatnya terdapat perselisihan.
Y : Yang jelas diantara ayat-ayatnya pasti bukan dari Tuhan atau sudah di campur aduk kan dengan karangan manusia karena kesucian nya ternoda, ringkasnya sudah tidak suci lagi.
K : Kalau misalnya di Bijbel terdapat selisih antara satu ayat dengan ayat lain, apakah saudara masih berkeyakinan Bijbel itu Kitab suci?
Y : Saya tidak yakin kalau Bijbel itu tidak suci. Terkecuali kalau ada bukti-bukti nyata yang menunjuk kan ayat-ayatnya berselisih antatara yang satu dengan yang lain, yang dapat menimbulkan keraguan saya tentang kesucian nya. Menurut bapak, apakah ayat-ayat di Bijbel ada yang berselisih?
K : Ya, banyak sekali yang berselisih
Y : Di Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru?
K : Dua-duanya terdapat beberapa perselisihan antara satu ayat dengan ayat lain.
Y : Di bab apa dan pasal serta ayat berapa ?
K : Supaya berurutan saya atur dalam beberapa pasal : Pertama soal Ketuhanan Yesus, karena soal Ketuhanan adalah termasuk kepercayaan pokok pada tiap-tiap agama. Jadi soal ini perlu sekali didahulukan. Sesudah itu kita berpindah kepada soal yang lain yang berhubungan dengan soal agama Kristen yang termaktub dalam kitab Bijbel. Bagaimana pendapat Saudara ?
Y : Baik, saya menyetujui pendapat Bapak.
K : Sekarang saya ingin bertanya, apakah alasan Saudara bahwa Yesus menjadi anak Tuhan ?
Y : Dalam "Mathius" pasal 3 ayat 17 menyebutkan demikian : " Maka suatu suara dari mengatakan : " Inilah anakku yang kukasihi. Kepadanya aku berkenan ". juga di Lukas pasal 4 ayat 41, menyebutkan bahwa Yesus menjadi anak Allah ".
K : Kalau begitu silahkan buka "Mathius" pasal 5 ayat 9.
Y : Baik. dalam pasal dan ayat itu menyebutkan : " Berbahagialah orang yang mendamaikan orang, karena mereka iu akan disebut anak-anak Allah ".
K : Berdasarkan ayat tersebut yang dimaksudkan "Anak Allah" itu ialah orang yang dihormati seperti Nabi. Kalau Yesus di anggap anak Allah maka semua orang mendamaikan manusiapun menjadi Anak-anak Allah juga. Jadi bukan Yesus saja Anak Allah, tetapi ada terlalu banyak.
Y : Dalam "Yahya" pasal 14 ayat 9 disebutkan : "Siapa yang sudah nampak Aku, ia sudah nampak Bapa". Dan di ayat 10 disebutkan : "Tiadakah engkau percaya bahwa Aku ini di dalam Bapa. dan Bapa pun dalam Aku ? Segala perkataan yang aku katakan kepadamu, bukanlah Aku katakan dengan kehendak sendiri., mlainkan Bapa itu yang tinggal di dalam Aku, ialah mengadakan segala perbuatan itu."
K : Baiklah, silahkan Saudara periksa "Yahya" pasal 17 ayat 3.
K : Dua-duanya terdapat beberapa perselisihan antara satu ayat dengan ayat lain.
Y : Di bab apa dan pasal serta ayat berapa ?
K : Supaya berurutan saya atur dalam beberapa pasal : Pertama soal Ketuhanan Yesus, karena soal Ketuhanan adalah termasuk kepercayaan pokok pada tiap-tiap agama. Jadi soal ini perlu sekali didahulukan. Sesudah itu kita berpindah kepada soal yang lain yang berhubungan dengan soal agama Kristen yang termaktub dalam kitab Bijbel. Bagaimana pendapat Saudara ?
Y : Baik, saya menyetujui pendapat Bapak.
K : Sekarang saya ingin bertanya, apakah alasan Saudara bahwa Yesus menjadi anak Tuhan ?
Y : Dalam "Mathius" pasal 3 ayat 17 menyebutkan demikian : " Maka suatu suara dari mengatakan : " Inilah anakku yang kukasihi. Kepadanya aku berkenan ". juga di Lukas pasal 4 ayat 41, menyebutkan bahwa Yesus menjadi anak Allah ".
K : Kalau begitu silahkan buka "Mathius" pasal 5 ayat 9.
Y : Baik. dalam pasal dan ayat itu menyebutkan : " Berbahagialah orang yang mendamaikan orang, karena mereka iu akan disebut anak-anak Allah ".
K : Berdasarkan ayat tersebut yang dimaksudkan "Anak Allah" itu ialah orang yang dihormati seperti Nabi. Kalau Yesus di anggap anak Allah maka semua orang mendamaikan manusiapun menjadi Anak-anak Allah juga. Jadi bukan Yesus saja Anak Allah, tetapi ada terlalu banyak.
Y : Dalam "Yahya" pasal 14 ayat 9 disebutkan : "Siapa yang sudah nampak Aku, ia sudah nampak Bapa". Dan di ayat 10 disebutkan : "Tiadakah engkau percaya bahwa Aku ini di dalam Bapa. dan Bapa pun dalam Aku ? Segala perkataan yang aku katakan kepadamu, bukanlah Aku katakan dengan kehendak sendiri., mlainkan Bapa itu yang tinggal di dalam Aku, ialah mengadakan segala perbuatan itu."
K : Baiklah, silahkan Saudara periksa "Yahya" pasal 17 ayat 3.
0 komentar:
Posting Komentar